15 Agustus 2011

PROGRAM HUMOR di TV



Mengapa televisi memilih tayangan humor? Jawabannya bisa beragam, Ada yang mengatakan bahwa membuat acara humor lebih mudah dan hemat dibanding membuat acara spektakuler yang serba 'wah', hingga alasan efisiensi produksi. Untuk pembuatan 1 episode tayangan humor berdurasi 30 menit rata-rata hanya membutuhkan jam kerja produksi kurang dari 72 jam.  Tetapi yang perlu diketahui untuk membuat acara komedi diperlukan sebuah kecerdasan dan kecermatan tersendiri dari sang perancang program terutama para penulis skenario di dalam membuat naskah-naskah berbau humor yang berkualitas dan efisien ketika diproduksi. Tahap perancangan naskah humor adalah tahapan tersulit. Alasannya, karena kita harus mampu membuat "formula humor" yang benar dan menghasil­kan tayangan berkualitas.
Beberapa Tingkatan Humor
Sebenarnya tidak ada ukuran yang pas untuk menelusuri jenis-­jenis humor yang beredar di masyarakat. Perhatikan trik-trik humor yang sering diperagakan di layar kaca:
Humor yang mengandalkan pelecehan secara fisik : Ini jenis humor yang banyak dibawakan pelawak Indonesia, bahkan juga seluruh pelawak di dunia. Caranya dengan melecehkan dengan dialog atas fisik lawan main yang menurut'kaca mata keindahan' tidak proporsional. Humor ini biasanya dibawakan orang-orang dengan penampilan yang sengaja dibuat untuk ditertawakan (gendut, buruk, dekil, jelek, kurus, pendek, dsb). Humor ini banyak ber­edar di masyarakat bawah, ditampilkan di berbagai macam tayangan televisi dengan dialog spontan yang cenderung melecehkan.
Humorsex : Humor jenis ini dikembangkan dalam bentuk dialog ataupun menggunakan (maaf) tampilan seksi seorang wanita/aktor pemain sebagai 'pemancing' ter­bentuknya sebuah adegan yang menjurus. Humor jenis ini sering menggunakan objek wanita sebagai 'sasaran tembaknya'.
Humor pekerjaan: Humor ini berasal dari cerita kelas pekerja yang mempunyai masalah dalam hubungan atasan-bawahan, sebagai kontemplasi dan wacana ter­hadap suasana kerja yang sering menekan seseorang yang langsung atau tidak langsung 'merasa tertindas' akibat perilaku atasan atau teman sekerjanya.
Humor ideologi dan politik : Humor ini terbentuk dalam sebuah tatanan masyarakat yang telah mampu melakukan otokritik terhadap kinerja pemerintahnya. Humor ini biasanya menggunakan simbol-simbol sindiran terhadap hubungan rakyat dan pemimpinnya.
Humor anak-anak: Hal yang paling mengherankan adalah pembuatan humor untuk anak-anak. Apabila Anda mem­buat sebuah scene humor untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun, Anda dapat menampilkan adegan lucu berkali-­kali dengan format dan cerita yang sama tanpa me­nimbulkan kebosanan terhadap mereka. Cerita seperti Doraemon, TeleTubbies, ataupun Muppet Show sangat digemari anak-anak. Humornya selalu berulang dan mereka selalu tertawa. Coba Anda hitung, sudah berapa episode sinetron "Tuyul dan Mbak Yul" dibuat? Itu salah satu buktinya.
Humor slapstick: Humor ini menjungkir-balikkan kenyataan sehingga menjadi sesuatu yang absurd walau pada kenyataannya sangat disukai. Humor ini biasanya ditampilkan dalam bentuk parodi. Film Scary Movie, Naked Gun, Mr. Bean dan banyak lagi sering mengandal­kan gaya slapstick (Mengandalkan kemampuan fisik atau pantomin dari pada mencari kelucuan secara verbal atau lewat dialog) untuk memancing tawa. Banyak adegan yang sangat mustahil dibuat dan diset agar dipahami sebagai sebuah kenyataan, bahkan sering dipaksakan.
Humor situasi komedi : Ini adalah seni mencipta humor yang cukup sulit. Situasilah yang berperan penting dalam menentukan sebuah adegan humor yang representatif. seluruh dialog ditata secara serius dan diucapkan untuk menimbulkan kejutan humor. Bukan sebuah wacana yang dibuat-buat seolah lucu, tetapi suasanalah yang membangun sebuah kelucuan.
Humor pada tayangan drama komedi: Jenis humor yang menggabungkan dramatika adegan, situasi dan dialog.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.