15 Agustus 2011

Bahasa Film


Bahasa disini di mengerti sebagai lambang, tanda-tanda, system,  sebagai alat untuk berkomunikasi.
EX : si A dapat berkomunikasi dengan orang Amerika dengan menggunakan bahasa “Tarzan” maksudnya si A dapat berkomunikasi dengan menggunakan gerakan tangan dan sebagainnya.

Penggunaan bahasa film terkadang dapat berfungsi efektif dan terkadang tidak.

Teater dan Film
Pertunjukkan teater juga apa yang dilihat dan di dengar dalam menyampaikan informasinya kepada penonton, hanya bedanya teater adalah pertunjukkan life/ hidup, mengutamakan informasinya kepada dialog pemain.

sementara film adalah citra,image. Informasi visual.
Kelebihan film, focus perhatian penonton bias dipaksa supaya hanya melihat apa yang diinginkan si pencerita karena adanya kemampuan bergerak kamera film yang bisa mengambil objeknya dari jarak dekat, jarak jauh, bias berpindah-pindah ke objek manapun sesuai yang diinginkan pencerita.

Sarana fisik dalam bahasa film ada 2 hal :

1.    Media Gambar (visual)

Media visual adalah segala sesuatu yang diinformasikan bagi mata.

Unsur-unsur media visual, dalam rangka penyajian cerita adalah :
§   Pelaku
Informasi yang disampaikan penonton dapat dilihat dengan penampilan acting pelaku/actor. 
Penonton dapat mengetahui jenis kelamin, usianya kira-kira, tingkat social atau tingkat ekonomi.
EX : Pria gendut, pria kurs, tinggi dan berkumis. Wanita centil, berambut cepak, berkulit sawo matang, dan lain-lain.
Begitu penonton melihat penampilan seseorang segera “computer” dikepala merekam dan mencari data yang cocok dan membuat identifikasi sehingga muncul berbagai informasi.

§   SET
SET pada pembuatan film bukanlah “dekor” tetapi “tempat kejadian”. Maka set dalam film bias berarti kamar, ruang duduk, lapangan bola, Mall, ruang dalam pesawat angkasa, tengah hutan belantara, lautan, dan lain-lain.  Melihat set dalam sebuah film maka penonton dapat mengidentifikasi seperti tingkat ekonomi, suasana lingkungan, dan lain-lain.
Unsur-unsur SET :
a.      Menjelaskan Pemilik
Keadaan  rumah memang akan segera merefleksikan pemiliknya.
Di dinding ada panjangan foto kuno orang yang mengenakan pakaian adapt, ada sangkar burung yang mahal. Hal tersebut dapat memberikan informasi pemiliknya. Informasi fisual terkadang lebih efektif ketimbang penjelasan lisan yang panjang lebar.
b. Menjelaskan tingkat ekonomi
Wilayah elit, perumahan eksklusif, expensive, gubuk reyot ditengah-tengah hutan ata desa. Dengan pengamambilan jarak jauh Long Shot, akan kelihatan lingkungan rumah kecil atau lainnya.
c. Menjelaskan Sosial Budaya
Seorang penulis Skenario harus banyak melakukan pengamatan untuk menemukan cirri-ciri khas visual yang segera menunjukkan budaya suatu suku. Ex. Pendopo, rumah gadang, rumah berasitektur cina, Lambang-lambang, dan lain-lain.
d. Menjelaskan suasana jiwa
Suasana jiwa atau mood bias dikesankan oleh pemunculan tempat yang disiapkan atau diambil (shoot) secara khusu.
Ex. Ruangan dengan pencahayaan redup ditambah bayangan melintang terkadang memberikan kesan murung, sedih. Suasana Gembira atau canda tawa akan terasa jiwanya bila di ambil gambar (shoot) di taman bunga. Dan lain-lain
e. Menjelaskan atmosfir/suasana
atmosfir rumah adat melayu di MTQ akan terasa bedanya dengan rumah adapt melayu di Taman Mini Indonesia.
Pada dasarnya ini adalah tanggung jawab dan tugas art director tetapi gagasannya harus sudah ada dalam penulisan naskah.

§  PROPERTi
Dapat disebut “Prop” 
Properti adalah segala macam perlengkapan yanguntuk ditambahkan pada pelaku atau tempat. Prop dalam dunia film bukan perlengkapan kamera, lampu tetapi ballpoint, lukisan, paying, BH, guci keramik, CD, dan lain-lain . masing-masing mempunyai kegunaan sendiri : sebagai alat tulis, pelingdung matahari, hiasan, dan lain-lain. Semuanya dapat berubah menjadi unsure informasi ketika penonton menonton filmnya.
Unsur-unsur “Prop”
a.    Menjelaskan tingkat Ekonomi pelaku/Tempat
Party kecil, pemuda elit “Sambil asyik ngobrol seorang pemuda melemparkan rokok kedalam bejana sup yang terbuat dari kristal dengan santainya” semua tertawa..
bahasa filmnya memberi kesan betapa kayanya pemuda di party sehingga barang mahal yang begitu indah tidak masalah bagi mereka kalau rusak.
b.      Menjelaskan status, lingkungan social budaya
Pengertiaan disini menunjukkan profesi, kedudukan. Ex. Berbaju keren, mobil tua yang reyot,
Ex.
Tetua kampong bukanlah profesi tetapi kedudukan. Dia menggunakan baju melayu.
 Disamping rumah dibentang jala ikan maka memberi kesan pemiliknya nelayan.
c. Menjadi sumber dramatik
“sapu tangan bapak akan dicuci ibu dipagi hari dan menemukan warna merah jambu bergambar bibir. Ini memberi informasi akan ada pertengkaran.
d. Menjelaskan zaman peristiwa.
Ex. sepeda lama (unto) memberi kesan lama dan zaman tahun 1994.
Pembuatan film harus dilihat zaman yang akan digunakan zaman apa, maka prop harus menyesuaikan.

§  CAHAYA
Cahaya adalah unsure media visual karena dengan cahayalah informasi bias dilihat. Suasana malam, cahayanya gelap. Hari mau mendung, tengah hari yang panas, cahaya agak over. Ke diskotik atau kafe, cahaya agak meredup.
Cahaya dapat memberikan informasi waktu, menunjang mood, menunjukkan dramatic adegan.

2.    Media Suara (audio)
Media audio adalah media informasi yang berbentuk SUARA, yang diterima oleh penonton dengan indera telinganya.
Penunjang ini dilakukan dengan Dialog, Sound Effect, Ilustrasi musik.

§  Dialog
Adalah suara yang dibentuk oleh ucapan kata-kata yang dilakukan oleh pelaku.
Suara yang diucapkan bukan oleh pelaku cerita di sebut NARASI
Berbicara adalah bagian dari kewajaran manusia. Meskipun informasi gambar bias menjelaskan, terkadang masih ditambah saja dengan dialog. Umpamanya seorang ibu melihat tetangganya mau pergi kerja di pagi hari, ibu tersebut bertanya “ mau kekantor pak!” pertanyaan tersebut hanya basa-basi bukannya tidak tahu.
a.    Dialog dapat sebagai informasi, (penyampaian informasi langsung dan penyampaian informasi tersirat)
b.    Menjelaskan karakteristik umum pelaku, ( tingkat ekonomi, profesi, cirri khas budaya, kondisi psikisnya, dan lain-lain)

§  Sound Effect
Adalah bunyi yang ditimbulkan oleh benda karena adanya action. Ex. dering telepon, pluit kereta api, suara mobil, suara radio, salak anjing,
Dalam dunia film di panggil/ditulis SFX (sound effect)
unsur-unsurnya :
a.     Penunjang informasi (ex kebut-kebutan mobil akan lebih enak di dengar apa bila ada sfx mobil berlari kencang, berderit-derit )
b.     Penunjang mood, atmosfir, Penunjang dramatik ( wanita baya menunggu anaknya dimalam hari lebih terasa dengan SFK detak jam.

§  Ilustrasi musik
Ilustrasi musik terkadang disebut sebagai “Background Musik” , “latar musik”, “Iringan Musik”.
Dalam penentuan ilustrasi musik, theme song yang digunakan bukan hanya karena lagu tersebut populer tetapi juga melodi, dan isi lagunya harus ada hubungan dengan cerita film.
 Ex.  Perkelahian di tunjangi dengan musik yang penuh dinamik. Orang lagi kasmaran, Ilustrasi musik tentang cinta-cinta. Lagi bersedih, Ilustrasi musik Slow.

Daftar Pustaka :
H.Misbach Yusa Biran, Teknik Menulis Skenario Film Cerita, PT Dunia Pustaka Jaya, Jakarta 2006

disadur dala

JENIS PRODUKSI ACARA TELEVISI (2)


Berita lunak
Soft news atau berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik di sampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. berita ini terpisah programnya dengan hard news. Berita yang masuk ke dalam kategori ini adalah current affair, magazine, dokumenter, dan talk show
1.    current affair (persoalan kekinian) merupakan program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun di baut secara lengkap dan mendalam. Current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannya namun tidak seketat hard news , batasannya adalah bahwa selama isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak, maka current affair masih dapat di sajikan. Ex. Program yang menyajiakn cerita mengenai kehidupan masyarakat setelah di timpa bencana alam dahsyat, ex: gempa bumi, tsunami.
2.    magazine, topiknya yang disajikan mirip dengan topik-topik atau tema-tema yang terdapat dalam satu magazine. Magazine merupakan program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau magazine adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Magazine ditayangkan sendiri pada program tersendiri yang terpisah dengan program berita. Magazine menekankan pada aspek menarik suatu informasi ketimbang aspek pentingnya. Durasi dapat berkisar 30 menit ataupun 1 jam dengan satu tema atau beberapa topik.
3.    dokumenter  merupakan program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
4.    talkshow atau perbincangan adalah program yang menampilakan satu atau beberapa orang untuk membahas topik tertentu  yang di pandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang di undang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan satu peristiwa atau ahli dalam masalah yang tengah di bahas.

PROGRAM HIBURAN
Program hiburan merupakan segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Yang termasuk kategori program hiburan : drama, permainan, musik, pertunjukkan.
Drama
Program drama adalah pertunjukkan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa tokoh yang di perankan oleh pemain yang melibatkan konflik dan emosi.
Program drama terbagi atas sinetron dan film
Sinteron atau opera sabun atau telenovela merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita sendiri tanpa harus di rankum menjadi satu kesimpulan. Akhir sinetron cendrung selalu terbuka atau tanpa penyelesaian. Cerita cendrung di buat panjang-panjang selama masih ada audience yang menyukainya.


Film
Film yang di masudkan disini adalah filmlayar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. Film baru bisa di tayangkan di televisi setelah film tersebut di tayang beberapa lama di bioskop-bioskop atau layar lebar kemudian di buat dalam VCD atau DVD setelah itu abru boleh ditayangkan ke dalam televisi.

2. PERMAINAN
Merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu.
Program ini dapat di rancang dengan melibatkan audience. 
Program permainan di bagi atas 3 jenis
-       quiz show : bentuk permainan yang paling sederhana di mana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan.
-       Ketangkasan : peserta dalam permainan ini harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk emlewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi.
-       Reality show : program ini mencoba menyajikan suatu situasi konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas sebenarnya. Program ini menyajikan situasi sebagaimana apa adanya, keadaan yang nyata dengan cara sealamiah mungkin tanpa rekayasa.  Tingkat realitas yang disajikan reality show bermacam-macam. Mulai dari yang betul-betul reality hidden camera hingga yang terlalu banyak rekayasa namun tetap menggunakan reality show dengan tujuan menaikkan penjualan.
Bentuk reality show :
a.    hidden camera / kamera tersembunyi : program yang paling realistis yang menunjukkan situasi apa adanya. Kamera ditempatkan secara tersembunyi yang mengamati gerak-gerik atau tingkah laku subjek yang berada di tengah situasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
b.    Competition show : melibatkan beberapa orang yang saling bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau minggu untuk memenangkan perlombaan, permainan atau pertanyaan. Setiap peserta tersingkir satu persatu melalui pemungutan suara, baik oleh audience maupun peserta itu sendiri. Pemenangnya peserta paling terakhir. EX: Penghuni Terakhir by ANTV.
c.    Relationship show : seorang kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berminat untuk menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan.
d.    Fly on the wall : program yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari seseorang mulai dari kegiatan pribadi hingga aktifitas profesionalnya. Dalam hal ini kamera membuntuti apa saja yang dilakukan oleh orang tersebut.
e.    Mistik : program yang terkait dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangan yang berkaitan dengan dunia gaib, para normal, kontak dengan roh-roh, dll. Program mistik merupakan program paling di ragukan realitasnya. Apakah peserta benar-benar melihat hantu pa tidak atau penampakan itu benar-benar ada atau tidak, tetapi banyak audience yang tertarik dengan program ini. Program ini memiliki audience tersendiri.
Musik
Di tampilkan dalam 2 format : program musik berupa konser atau video klip. Konser dapat dilakukan di lapangan ataupun di dalam studio program musik di televisi di tentukan dengan kemampuan artis menarik audience. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
Vane-Gross menyatakan bahwa programmer yang ingin menyajikan pertunjukkan musik haruslah cermat. Mereka memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas ( memiliki penggemar laki atau wanita yg banyak, ABG, kelompok orang tua), menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama (di tampilkan berganti-ganti secra dinamis).

Pertunjukkan
Program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio, di dalam ruangan ataupun di luar ruangan.  Jika yang tampil para musisi, maka pertunjukkan menjadi pertunjukkan musik. Jika yang tampil juru masak menjadi pertunjukkan memasak. Begitupula dengan pertunjukkan pelawak,sulap, lenong,wayang, ceramah agama. Kebanyakan di produksi sendiri oleh stasiun televisi. Ex : mamah dan aa, program yang menyiarkan ceramah agama islam pada jam 5 di Indosiar. 
Daftar Pustaka : 

  1. Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher, juli 2007
  2. Menjadi Perancang Program Televisi Profesional, Sony Set, Andy, Yogyakarta, 2008

SITKOM


Apa itu sitkom? Secara sederhana, sitkom adalah sebuah konsep tayangan drama yang mengedepankan unsur humor. Berasal dari istilah luar, sitcom (Situation Commedy berupa sebuah drama yang menampilkan segenap kelucuan dan situasi humor dengan penggarapan yang sebagian besar menggunakan set bangunan interior studio sebagai lokasi syuting. Di masa kini penggarapannya mengguna­kan beberapa kamera (multicamera) untuk menampilkan segala bentuk angle humor dari beberapa posisi. Semua scene di set menjadi sebuah cerita lucu yang justru dibawakan dengan sangat serius oleh para pemainnya. Menurut data, sekitar 275 tayangan sitkom telah diproduksi dan ditayang-kan di televisi Amerika Serikat selama 40 tahun terakhir.
Komedi yang ditampilkan biasanya menggunakan sketsa-­sketsa antarbabak, dibawakan oleh pemain utama dan menampil kan seorang atau lebih bintang yang dijadikan guest star. Penonton di dalam studio akan merespons tayangan tersebut dengan tepuk tangan atau tertawa akibat akting lucu yang di­tampilkan para aktornya. Teknik penyiarannya bisa secara live show atau tapping (direkam)
Para penulis skenario tayangan jenis ini mulai meng­golongkan jenis-jenis sitkom menjadi 3 bagian yang disebut Dommestic Commedy (Komedi Keluarga), Action Commedy (Komedi Aksi) dan Dramatic Commedy(Drama Komedi).
Action Commedy
Jenis tayangan sitkom action Commedy (komedi aksi) menge­depankan unsur aksi di dalam menampilkan segenap kelucuan. MR. BEAN adalah sebuah contoh komedi aksi yang cukup sukses. Segala gerak-gerik dan aksi Rowan Atkinson (pemain utama MR. BEAN) ditujukan untuk menimbulkan tawa. Walaupun sering berisi adegan slapstick, tetapi kita disuguhi cara bercerita humor yang menarik dengan mengguna­kan pendekatan kejadian sehari-hari. MR. BEAN sebenarnya meniru gaya humor Charlie Chaplin yang meminimalkan dialog (nyaris tanpa dialog). Tingkah polah aktornya yang menjadi andalan kelucuan.
Synopsis Mr Bean Episode Church
Mr. Bean datang ke gereja dan ikut menyanyi. Celakanya is tidak membawa buku nyanyian dan berusaha mencontek rekan di sebelahnya. Sayangnya, sang rekan tidak memboleh­kan dia ikut membaca buku nyanyiannya. Hal itu membuat Mr Bean frustasi Untuk menutupi ketidaktahuannya ter­hadap syair lagu yang dinyanyikan, Mr. Bean selalu berteriak kencang-kencang pada saat re-ffrain lagu. Tentu saja hal itu mengganggu seluruh gereja.
Inti dari skenario sitkom komedi aksi adalah aktivitas karakter yang sedang menyelesaikan masalah dengan cara yang salah, aneh dan tidak terduga. Ending dari skenario komedi ini sering dibuat menggantung, aneh atau tidak terduga sama sekali. Cerita mengalir dan kadang di luar logika, diusahakan untuk me­nimbulkan kesan surprise. Dapat pula berupa sindiran terhadap aktivitas manusia yang menampilkan ciri munafik, sok tahu, ber­lagak, sombong ataupun ciri-ciri negatif yang di parodikan. Karakter sangat aktif bergerak, sering tampil adegan saling mengejar atau malah saling memukul. Kejadian sial atau kecelakaan justru men­jadi terasa menarik yang di eksplorasi menjadi unsur humor. Setting lokasinya tidak terbatas, bisa di luar maupun di dalam studio. Namun cara penulisan skenarionya biasa meng­gunakan pendekatan cara pandang 1 karakter. Akibatnya, hampir di keseluruhan scene, karakter utama selalu hadir dan ditampil­kan untuk menghadapi kekonyolan yang beruntun.
Domestic Commedy
Domestic comedy (komedi keluarga) adalah bentuk tayangan sitkom paling banyak diproduksi di Amerika Serikat. Drama ini mengedepankan konsep produksi TV Play, ditata dalam sebuah set studio dan menggunakan aturan-aturan pertelevisian seperti durasi, teknik angle kamera, building set dan peta pergerakan karakter. Konsep ini tentu saja sangat membatasi ruang gerak sang aktor.
Salah satu teknik bercerita di dalam sitkom keluarga menggunakan rumus sederhana sebagai berikut:
·                  Sebuah masalah terjadi, tokoh Ayah tidak mengetahui, tokoh anak berupaya menyembunyikan dan mencari jalan keluar­nya. Masalah semakin membesar dan menimbulkan ke­kacauan, yang kemudian membuat tokoh ayah terkejut. Tokoh anak berusaha mengupayakan sebuah penyelesaian, tokoh ayah membantu untuk menyelesaikan masalah itu dengan bijak.
·         Sebuah masalah terjadi, tokoh ayah dan ibu mengetahui, berusaha menyembunyikan masalah tersebut dari anaknya. Masalah semakin membesar, sang anak mengetahui hal yang berusaha ditutupi ayah dan ibunya. Sang anak menjadi marah dan membuat kekacauan. Tokoh ayah dengan bijak berusaha mendamaikan kembali anak dan keluarganya.
·         Sebuah masalah terjadi karena ada orang luar (teman jauh, keluarga lain) yang berkunjung ke dalam rumah (bergabung dengan keluarga) dan membuat keadaan menjadi tidak harmonis. Tokoh anak menjadi kesal dan berusaha mengusir­nya. Tokoh Ayah berusaha menahan emosi anaknya. Masalah semakin membesar karena tokoh 'orang luar' semakin tidak tahu diri dan membuat kekacauan. Puncaknya, sang Ayah berhasil menemukan jalan untuk mengatasi masalah.
·         Sebuah masalah terjadi karena ayah, ibu dan anak menge­tahui sebuah persoalan dan berusaha memecahkannya dengan bermacam-macam cara. Tokoh ayah digambarkan 'sok cerdas', tokoh anak digambarkan 'keras kepala' dan tokoh ibu mempunyai cara pandang 'wanita' yang kadang tidak dianggap sebagai sebuah penyelesaian masalah. Namun di tengah cerita, cara pandang 'wanita' tersebut dapat menyelesaikan masalah yang terjadi. Di akhir cerita ditampil­kan tokoh ayah yang sadar dan mengakui 'kepintaran' istrinya dengan cara yang bijak.
Modifikasi Domestic Commedy
Selain berbagai jenis tayangan domestic commedy yang me­nampilkan berbagai macam keluarga yang harmonis dan lengkap, banyak pula diproduksi serial keluarga yang menampilkan 'ketidaklengkapan anggota keluarga'. Modifikasi lain ditampilkan di serial sitkom Bajaj Bajuri yang dibuat oleh Aris Nugraha. Ditampilkan sebuah keluarga Bajuri, Oneng dan Emak, namun tidak dihadirkan karakter anak. Aris Nugraha membuat sebuah modifikasi cerita keluarga yang 'sebenarnya tidak hangat'. Kita melihat Bajuri yang selalu konflik dengan Emak dan susah berkomunikasi dengan Oneng Yang 'lamban dalam berpikir' dan terlalu lugu
Dramatic Commedy
Drama komedi adalah bentuk komedi yang dibuat di televisi dengan menggabungkan konsep drama dan sinetron. Drama komedi paling sering dibuat untuk layar lebar. Ex : Naga Bonar, Kejar Daku Kau Kutangkap.
Teknik pembuatan drama komedi lebih sulit dibanding produk komedi lainnya. Idealnya, sebuah drama komedi memenuhi beberapa syarat:
1.      Permainan akting antar aktor yang memikat dan realistic hingga membentuk harmonisasi cerita.
2.    Keunikan sebuah aktivitas karakter, topik yang dibahas dan cara mengembangkan konflik berdasarkan aktivitas sang karakter.
3.    Kekuatan sebuah skenario membentuk drama dan komedi sebagai sebuah kesatuan konsep.
Drama komedi bukan sekedar komedi yang disisipkan dalam sebuah drama sinetron, melainkan sebuah cerita yang kuat yang otomatis membentuk unsur humor tanpa harus dibuat-buat dengan penambahan adegan slapstick dan tidak masuk akal. Tentu saja dialog yang tepat harus digunakan dengan teliti, men­campurkan humor ke dalam cerita drama itu tanpa menghancur­kan bangunan cerita secara keseluruhan.

PROGRAM HUMOR di TV



Mengapa televisi memilih tayangan humor? Jawabannya bisa beragam, Ada yang mengatakan bahwa membuat acara humor lebih mudah dan hemat dibanding membuat acara spektakuler yang serba 'wah', hingga alasan efisiensi produksi. Untuk pembuatan 1 episode tayangan humor berdurasi 30 menit rata-rata hanya membutuhkan jam kerja produksi kurang dari 72 jam.  Tetapi yang perlu diketahui untuk membuat acara komedi diperlukan sebuah kecerdasan dan kecermatan tersendiri dari sang perancang program terutama para penulis skenario di dalam membuat naskah-naskah berbau humor yang berkualitas dan efisien ketika diproduksi. Tahap perancangan naskah humor adalah tahapan tersulit. Alasannya, karena kita harus mampu membuat "formula humor" yang benar dan menghasil­kan tayangan berkualitas.
Beberapa Tingkatan Humor
Sebenarnya tidak ada ukuran yang pas untuk menelusuri jenis-­jenis humor yang beredar di masyarakat. Perhatikan trik-trik humor yang sering diperagakan di layar kaca:
Humor yang mengandalkan pelecehan secara fisik : Ini jenis humor yang banyak dibawakan pelawak Indonesia, bahkan juga seluruh pelawak di dunia. Caranya dengan melecehkan dengan dialog atas fisik lawan main yang menurut'kaca mata keindahan' tidak proporsional. Humor ini biasanya dibawakan orang-orang dengan penampilan yang sengaja dibuat untuk ditertawakan (gendut, buruk, dekil, jelek, kurus, pendek, dsb). Humor ini banyak ber­edar di masyarakat bawah, ditampilkan di berbagai macam tayangan televisi dengan dialog spontan yang cenderung melecehkan.
Humorsex : Humor jenis ini dikembangkan dalam bentuk dialog ataupun menggunakan (maaf) tampilan seksi seorang wanita/aktor pemain sebagai 'pemancing' ter­bentuknya sebuah adegan yang menjurus. Humor jenis ini sering menggunakan objek wanita sebagai 'sasaran tembaknya'.
Humor pekerjaan: Humor ini berasal dari cerita kelas pekerja yang mempunyai masalah dalam hubungan atasan-bawahan, sebagai kontemplasi dan wacana ter­hadap suasana kerja yang sering menekan seseorang yang langsung atau tidak langsung 'merasa tertindas' akibat perilaku atasan atau teman sekerjanya.
Humor ideologi dan politik : Humor ini terbentuk dalam sebuah tatanan masyarakat yang telah mampu melakukan otokritik terhadap kinerja pemerintahnya. Humor ini biasanya menggunakan simbol-simbol sindiran terhadap hubungan rakyat dan pemimpinnya.
Humor anak-anak: Hal yang paling mengherankan adalah pembuatan humor untuk anak-anak. Apabila Anda mem­buat sebuah scene humor untuk anak-anak di bawah usia 10 tahun, Anda dapat menampilkan adegan lucu berkali-­kali dengan format dan cerita yang sama tanpa me­nimbulkan kebosanan terhadap mereka. Cerita seperti Doraemon, TeleTubbies, ataupun Muppet Show sangat digemari anak-anak. Humornya selalu berulang dan mereka selalu tertawa. Coba Anda hitung, sudah berapa episode sinetron "Tuyul dan Mbak Yul" dibuat? Itu salah satu buktinya.
Humor slapstick: Humor ini menjungkir-balikkan kenyataan sehingga menjadi sesuatu yang absurd walau pada kenyataannya sangat disukai. Humor ini biasanya ditampilkan dalam bentuk parodi. Film Scary Movie, Naked Gun, Mr. Bean dan banyak lagi sering mengandal­kan gaya slapstick (Mengandalkan kemampuan fisik atau pantomin dari pada mencari kelucuan secara verbal atau lewat dialog) untuk memancing tawa. Banyak adegan yang sangat mustahil dibuat dan diset agar dipahami sebagai sebuah kenyataan, bahkan sering dipaksakan.
Humor situasi komedi : Ini adalah seni mencipta humor yang cukup sulit. Situasilah yang berperan penting dalam menentukan sebuah adegan humor yang representatif. seluruh dialog ditata secara serius dan diucapkan untuk menimbulkan kejutan humor. Bukan sebuah wacana yang dibuat-buat seolah lucu, tetapi suasanalah yang membangun sebuah kelucuan.
Humor pada tayangan drama komedi: Jenis humor yang menggabungkan dramatika adegan, situasi dan dialog.

bunyi di dalam film 2


Asumsi bahwa yang kita alami ketika melihat filem dokumenter berbeda dengan gender filem yang lain  yang paling mendasar adalah kita membawa dugaan teks-teks suara dan gambar berasal dari sejarah dunia yang kita bagi. Kita melihat bahwa mereka tidak dipahami dan di produksi khusus untuk film tersebut. Asumsi ini tergantung pada kualitas dari lensa,emulsi, optic dan gaya seperti realism, semakin jelas kita mengingat dalam benak kita karena kemampuan dari suara digital yang di produksi dan gambar yang mencapai efek yang sama, suara yang kita dengar dan gambar yang kita lihat sepertinya membawa kita merunut apa yang mereka produksi[1]. Wemay berpikir bahwa kita mendengar sejarah atau realitas yang berbicara kepada kita melalui filem, tetapi apa yang sebenarnya kita dengar adalah suara dari teks, bahkan ketika suara itu mencoba untuk menghilang[2].
Dokumenter sangat bergantung pada kata yang diucapkan. Komentar oleh suara-over narator, wartawan, orang yang diwawancarai, dan aktor-aktor sosial lainnya merupakan tokoh  yang paling kuat dalam film dokumenter. Kami akan sulit menyimpulkan  argumen dokumenter tanpa akses untuk trek suara. Dokumenter biasanya mengundang kita untuk mengambil yang benar apa yang menceritakan subyek tentang sesuatu yang terjadi meskipun kita juga melihat lebih dari satu perspektif[3] .
Pendekatan dalam pembuatan bunyi tergantung dari keinginan dari setiap pembuat filem, trek suara documenter biasanya termasuk dalam pengisian suara, dialog, music, dan efek, hirarki dan distribusi suara berbeda dengan cara dari tradisi Hollywood. Di gambarkan konvensi suara di filem Hollywood klasik sebagai interaksi antara kejelasan dan kesetiaan, dimana kesetiaan di korbankan untuk dimensi sentral yang lebih bercerita dari kejelasan. Noel Carrol berpendapat cirri dari narasi film Hollywood adalah kejelasan yang tinggi dan dapat dipahami. [4]. Pada tahun 1960 membuka era baru dalam dunia documenter yang di kenal dengan observational documentary. Salah satu karakteristik utama gaya documenter menggunakan suara yang di rekam secara eklusif pada lokasi adalah kurangnya kejelasan dari trek suara. Ambient suara bersaing dengan dialog dengan cara yang seperti itu dianggap tidak dapat di terima dalam praktek Hollywood konvensional. Perlu perhatian yang cukup besar dari penonton untuk menguraikan kata-kata yang di letakkan karena sebuah rasio sinyal rendah ke suara bising. Kejelasan suara dalam filem dokumenter biasanya tergantung pada tingkat kontrol pembuat filem atas profilmic event. Voice-over narasi telah lama menjadi salah satu gaya dalam filem dokumenter. Voice-over narasi memungkinkan untuk kontrol maksimum atas kualitas suara.
Dalam analisa karel Reisz mengenai bunyi dan dokumentari, Pengarah dokumenter biasanya bekerja  dengan tidak mendramatisir  insiden dan karena itu harus menyampaikan suasana hati dengan cara lain, di sinilah suara yang nyata mendapat nilai yang besar. Sinkron dan non Sinkron suara ikut bermain. Keterampilan dalam menyerasikan efek ke sebagian gambar,  mencari  trek suara yang secara efektif sesuai dengan gambar atau aksi yang muncul di layar dan semuanya diatur  sehingga antara gambar dan bunyi muncul dengan sinkron. Yang menarik pada proses ini adalah pengaruh yang dicapai karena peletakan antara bunyi dan gambar, bukan suara diwakili oleh apa yang dilihat di layar, tapi oleh apa yang mungkin terjadi dengan menggunakan suara yang keluar dari jangkauan kamera. Pengunaan suara bisa saja dengan memasukkan kesan suara untuk menggambarkan  keadaan yang terjadi di gambar tanpa seharusnya menyesuaikan dengan gambar.


[1] Bill Nichols, Representing reality:issues and concepts in documentary, Indiana University Press, USA, 1991
[2] Bill Nichols, Movie and Method:an anthology, Universitas Of California Press, Londong, 1985 : 25
[3] Bill Nichols,Ibid: 21
[4]

Bunyi di dalam Film


           
Tinjauan literature berkenaan dengan pendapat dari pakar-pakar mengenai filem dokumenteri dan bunyi di dalam filem. Tinjauan literatur dibuat berasaskan bahan yang didokumentasikan seperti thesis,artikel,buku dan laman web yang dapat di percayai kebenarannya.
Filem adalah rakaman peristiwa daripada suatu kenyataan, karangan atau fantasi belaka. Image yang di hasilkan haruslah merupakan reproduksi kehidupan sesungguhnya atau suatu dunia pura-pura yang menyakinkan. Unsur visual dan audio visual daripada filem perlu di integrasikan, hingga keduanya saling menunjang dalam mempengaruhi penonton[1].  Jenis-jenis filem salah satunya ialah filem dokumentari, John Grierson menyatakan karya filem dokumentari merupakan sebuah 'laporan aktual yang kreatif. Filem dokumentari berkaitan orang -orang, tokoh, peristiwa dan lokasi yang nyata[2].
Filem secara umum dapat di bagi atas dua unsur pembentuk yakni unsur naratif dan unsur sinematik. Dua unsur tersebut saling berinteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk filem. Unsur naratif adalah bahan (materi) dan unsur sinematik adalah cara atau gaya untuk membentuknya. Empat elemen yang terdapat pada unsur sinematik adalah mise-en-scene, sinematografi, editing dan suara[3]. Mise en scene adalah segala hal yang terletak di depan kamera yang akan di ambil gambarnya dalam sebuah produksi. Sinematografi merupakan perlakuan terhadap kamera dan filemnya serta hubungan kamera dengan objek yang di ambil. Editing adalah peralihan sebuah gambar ke gambar lain. Sedangkan bunyi adalah segala hal dalam filem yang mampu kita tangkap melalui indra pendengaran. Bunyi atau suara adalah kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium[4].
Filem yang di buat bersuara secara professional harus menyajikan citra visual secara berterusan, lancar, mengalir secara logik, di tambah suara, penggambaran peristiwa yang di filemkan secara berkaitan yang masuk akal[5]. Gerzon mengatakan tafsiran sutradara boleh memenggal-menggal (menyunting) realiti yang ada. Kerana itu, penggunaan direct sound boleh menjaga dan memagari kesinambungan kenyataan tersebut 16. Peranan bunyi adalah untuk membantu visual menyampaikan maklumat yang berkesan. Kehebatan bunyi tidak seharusnya menenggelamkan kekuatan sesuatu visual. Visual dan bunyi seharusnya saling sokong menyongkong bagi membentuk sebuah filem[6].
Menurut Don Livingston Ada empat macam teknik suara iaitu recording langsung, penceritaan (narration), kesan bunyi dan muzik[7].
  1. Recording langsung adalah suara yang di record pada waktu shooting. Ini tentu saja termasuk perbualan antara bintang filem. Ada dua cara rakaman langsung, sistem tunggal dan sistem ganda. Pada sistem tunggal, unit rakaman suara didalam kamera, dua-duanya gambar dan suara di rakam pada satu filem. Pada sistem ganda, recorder dan kamera adalah unit yang berasingan yang di jalankan dengan serentak atau waktu bersamaan. Suara di rakam pada satu filem dan gambar pada filem yang lain.
  2. Narasi atau rawi (narration) adalah komentar yang diberikan oleh seorang pembicara yang tidak dapat dilihat pada filem. Rawi merupakan suara pada runut bunyi yang menceritakan tentang filem. Dalam filem dokumentari rawi di gunakan bagi memberi penerangan kepada penonton secara am[8]. Pengarang tidak boleh lupa bahawa imej yang menceritakan ceritanya, narration hanya membantu atau menerangkan bahagian-bahagian yang tidak dapat diceritakan oleh gambar. Alasannya, visual lebih menarik, selain kosentrasi dokumentari adalah penuturan dengan gambar, bukan dengan kata-kata. Bagi penonton, yang terlihat oleh mata lebih berpengaruh kepada minda dan ingatan berbanding dengan yang didengar telinga. Apabila reaksi penonton terhadap imej visual sudah terbentuk pada sebuah adegan atau peristiwa, sementara penekanan maklumat diberikan melalui narasi, hal ini boleh berakibat fatal kerana pemahaman penonton akan terbingungkan (penonton menjadi bingung). Narasi tidak boleh memberikan maklumat yang sudah di berikan imej visual agar tidak berlaku maklumat ganda. Filem dokumentari menggunakan narasi sederhana saja untuk menyambung turutan-turutan; serta perubahan yang berlaku pada masa dan ruang[9]. Perbandingan panjang rawi dengan rangkaian gambar visual, umumnya adalah 2 / 3 dari total durasi film keseluruhan. Pada dokumentari sejarah, pendidikan dan instruksional, semakin narasi berkurangan akan semakin baik agar tidak membosankan.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam penulisan narasi:
    • Seperti muzik ilustrasi film, narasi diberikan bukan sekadar untuk didengar, melainkan untuk menunjang visualisasi dalam menyampaikan maklumat.
    • Narasi berfungsi membantu menjelaskan maklumat apabila imej visual tidak mampu bercerita. Ada maklumat yang perlu disampaikan tetapi visualisasinya tidak mampu memenuhinya, seperti; where (dimana lokasi adegan), who (siapa pelaku atau tokohnya), when (bila terjadinya dan how (bagaimana proses kejadiannya).
Sifat naratif boleh di bagi dalam dua kriteria, iaitu:
    • Narasi subjektif. Narasi berfungsi sebagai benang merah yang memonopoli apa yang di sampaikan gambar visual. Isi wawancara merujuk pada isi narasi. Narasi di posisikan sebagai pembahas, bukan pengamat, sehingga wawancara hanya dijadikan hujah bagi pembahasan tema yang di inginkan. Narasi menyampaikan gambaran subjektif daripada tafsiran si pembuat.
    • Narasi Objektif. Walaupun narasi menjadi benang merah penuturan, tetapi isi wawancara tidak dijadikan hujah daripada yang di sampaikan narasi. Isi narasi diutarakan seperti sebuah keterangan atau pengumuman, disertai soalan-soalan. Isi wawancara berperanan sebagai jawapan dari yang ingin di ketahui oleh isi narasi, sehingga kandungan naratif dalam bentuk soalan-soalan.
Teknik bertutur tentang narator atau voice over di filem dokumentari menggunakan 3 cara iaitu menggunakan presentator(pengacara), menggunakan narrator, dan yang ketiga tidak menggunakan kedua duanya namun berdasarkan dialog otentik dari pada subjek yang berperanan dalam filem. Pemilihan ketiga cara ini berkaitan dengan kos, gaya dan tujuan pengedaran [10]
Dalam pembikinan(pembuatan) filem dokumentari wawancara adalah satu perkara yang sangat penting. Wawancara bukan saja salah satu cara mencari fakta dalam peringkat penyelidikan bahkan wawancara juga di paparkan di dalam filem[11]. Melakukan wawancara untuk mendapatkan maklumat secara ‘on the spot’ yang harus di ambil kamera untuk di jadikan bahagian dari visualisasi dokumentari[12].
  1. Sound Effect atau Kesan bunyi merupakan bunyi yang ditimbulkan oleh semua aksi dan reaksi dalam filem. Salah satu fungsi utama Sound effect sebagai pengisi suara latar. Penonton sedapat mungkin mendengar apa yang seharusnya mereka dengar di sebuah lokasi cerita sehingga terdengar nyata layaknya seperti pada lokasi sesungguhnya. Efek suara juga mampu memanipulasikan sebuah aksi dan objek[13]. Muzik dan sound effect boleh mengantarkan flashback. Suara boleh di dengar oleh telinga sehingga fikiran muncul sebelum imagenya dilihat. Sound effect secara tersendiri atau berbaur dengan muzik, dialog menawarkan bermacam peralihan yang imajinatif. Sukses atas suatu perjuangan, pertumbuhan dari suatu projek, pemindahan dari suatu masa atau tempat lain[14]. Menggunakan sound effect sebaiknya realiti didekati sedekat mungkin. Kadangkala sound effect di gunakan untuk menimbulkan idea dan emosi, kesan bunyi juga boleh di gunakan sebagai jambatan pada dissolve gambar[15].
  2. Muzik dimaksudkan untuk mempertegas sebuah adegan agar lebih kuat maknanya. Apabila muzik dimaksudkan sekadar sebagai latar belakang maka muzik masuk dalam kategori elemen sound effect. Muzik dibahagikan kepada dua:
    • Ilustrasi musik adalah suara, baik dihasilkan melalui instrumen muzik atau bukan yang di sertakan dalam suatu adegan guna memperkuat suasana. Muzik latar sering berupa tema, membentuk dan memperkuat mood, cerita, serta tema utama filemnya. Tempo muzik boleh mempengaruhi mood, tempo cepat sering digunakan untuk adegan aksi fizikal yang berkarakter cepat sementara tempo lambat sering di gunakan untuk adegan yang berkarakter dramatik[16]
    • Theme song adalah lagu yang dimaksudkan sebagai sebahagian daripada identiti sebuah filem, boleh merupakan lagu yang di tulis khas untuk filem tersebut ataupun lagu yang telah popular dahulu[17]. Lagu-lagu yang sudah di kenal memberikan kemungkinan yang baik sekali untuk menjelaskan lokasi dan banyak situasi seperti perang, penaklukan, perkahwinan, pelayaran, cowboy, dll. Lagu tema bersama liriknya di gunakan untuk menyokong mood adegannya, seperti sedih, bahagia, mencengkam, dan sebagainya. Perpindahan ke setting baru boleh di mulakan dengan memperdengarkan barisan permulaan lagu yang sesuai. Jambatan muzik menyederhanakan penjelasan ketika lokasi berbeza yang ditunjukkan tanpa perlu memasangkan tulisan atau sisipan penjelasan lainnya, selain itu juga untuk penyingkatan waktu[18].
Muzik sebagai latar belakang filem tidak boleh menarik perhatian sebagai muzik sendiri. Muzik harus membantu dalam membimbing keadaan jiwa (mood) penonton, tetapi tidak boleh begitu kuat sehingga menggangu perhatian untuk gambarannya. Muzik dipergunakan sebagai introduksi, untuk membimbing dan menandakan[19]. Penggunaan muzik dalam filem dokumentari sangat minimal, biasanya ilustrasi muzik di tempatkan sebagai peralihan antara adegan atau sequens satu ke adegan atau sequens selepasnya, dan sound effect ditabukan[20]. Muzik digunakan pada permulaan sesuatu babak atau sebagai peralihan kepada sesuatu babak lain. Terdapat juga filem dokumentari yang menggunakan muzik pada keseluruhan filem. Filem dokumentari ini menggunakan visual untuk menyampaikan mesej[21].
Beberapa aspek asas yang membentuk ‘high suara’(ketinggian nada suara)  adalah loudness, pitch dan timbre.
  1. Loudness atau volume yang menunjukkan kuat-lemahnya suara. Loudness atau kelantangan yang menunjukkan kuat-lemahnya suara. Suara semakin kuat jika volumenya semakin tinggi demikian pula sebaliknya. Suara semakin kuat jika volumenya semakin quality demikian pula sebaliknya. Suara-suara objek yang mempunyai kelantangan quality akan menutup semua suara yang volumenya rendah. Volume suara boleh membentuk serta memanipulasi jarak serta kelantangan ruangan.
  2. Pitch ditentukan oleh frekuensi suara. Pitch ditentukan oleh frekuensi bunyi. Semakin tinggi frekuensi suara semakin tinggi pitch suara, demikian pula sebaliknya. Frekuensi suara boleh di kelaskan menjadi tiga jenis, yakni low (bass), midrange, dan high (trebble) dengan unit herzt (Hz).
  3. Timbre boleh juga di sebut warna suara. Dalam volume serta frekuensi yang sama setiap sumber suara memiliki warna suara yang berbeza. Dalam volume serta frekuensi yang sama setiap sumber suara mempunyai warna suara yang berbeza. Dalam seni muzik, timbre digunakan untuk menentukan perbezaan high suara tiap jenis instrumen muzik.
Untuk mengawal high suara di kelompokkan menjadi beberapa aspek, yakni ritme suara, ketepatan suara, diagetic dan nondiagetic sound, perspektif suara serta aspek temporal suara.
  1. Ritme suara atau rhythm.  . Suara atau muzik mempunyai ritme. Ritme muzik berkaitan ritme aksi serta ritme editing di dalam filemnya. Kandungan gerak dan tari, ritme editing, hingga pergerakan kamera mengikuti ritme muzik serta lagunya. Ritme suara tidak hanya di miliki oleh muzik tetapi dialog dan sound effect juga mempunyai ritme. Dialog di dalam filem berkaitan ritme editing. Pada sebuah adegan perbualan, pertukaran shot biasanya dilakukan pada saat sebuah kalimat setelah diucapkan atau pada jeda sebuah kalimat.
  2. Akurasi suara ( fidelity ). Akurasi suara mengacu apakah suara yang keluar dari sebuah objek akurat (bertepatan) dengan suara aslinya.     Suara tidak mesti harus berasal dari sumber jika memang suara aslinya tidak tersedia. Suara yang tidak tepat dengan sumbernya juga mampu menghasilkan kesan.
  3. Diagetic dan Nondiagetic sound 
-       Diegetic sound iaitu semua suara yang berpunca daripada dalam dunia cerita filemnya. Diegetic sound termasuk bunyi dialog, bunyi kesan yang di hasilkan oleh objek atau watak, serta muzik yang di hasilkan daripada instrumen dalam aksi cerita. Diegetic sound juga dipengaruhi oleh sekatan frame. Suara di luar dan di dalam frame sangat berbeza karakteristiknya dan boleh dimanfaatkan oleh pengarah sesuai tuntutan cerita. Selain suara yang secara fizikal tampak dalam frame, suara batin yang di pikirkan dan di dengar watak juga merupakan diegetic sound.  
-       onscreen dan offscreen Sound . Onscreen adalah semua bunyi yang di hasilkan watak dan objek yang berada di dalam frame. Offscreen sound adalah semua bunyi yang berasal dari luar frame.  
-       External dan internal diegetic. Sound external diegetic sifatnya objektif, merupakan semua bunyi yang bersumber daripada objek fizikal di sekitar watak dan mampu di dengar oleh orang lain yang berada pada adegan tersebut. Internal diegetic sifatnya subjektif, merupakan semua bunyi yang bersumber daripada fikiran seorang pelakon. Penonton mendengar suara yang sama dengan apa yang di dengar penonton, sementara orang lain selain pelakon tidak dapat mendengarnya. Suara itu merupakan khayalan dari pelakon.
-       Nondiegetic Sound iaitu turun suara yang berasal dari luar dunia cerita filem dan hanya mampu di dengar oleh penonton sahaja. Ilustrasi muzik, atau lagu, kesan bunyi, serta narasi adalah suara nondiegetic sound. Nondiegetic sound bersama dalaman diegetic sound juga di istilahkan sound over kerana sumber suara secara fizikal tidak berasal daripada objek dalam adegan. 
4..  Perspektif suara. Suara mampu membentuk jarak dan kedalaman ruangan. Perspektif suara di pengaruhi oleh kelantangan suara dan efek gema. Volume suara mampu menentukan jarak sebuah sumber suara. Volume suara yang tinggi biasanya mengindikasikan kedudukan sumber suara berada dalam jarak yang dekat, sementara volume yang rendah sebaliknya. Efek gema mampu membentuk persepsi kelantangan ruangan (keluasan bilik). Kesan gema pada ruangan sempit berbeza dengan kesan gema pada ruangan luas.  

5.   Aspek Temporal Suara.  
-       Suara simultan. Semua suara dalam filem umumnya suara simultan iaitu suara yang muncul adalah sama dengan waktu aksi cerita. Suara simultan aksi cerita paling umum digunakan dalam filem cerita. Seperti adegan perbualan antara dua orang, suara yang muncul pada saat yang bersamaan adalah suara percakapan kedua orang tersebut. Gerakan bibir mereka sama dengan suara dialog yang muncul.
-       Suara non simultan iaitu suara yang muncul tidak sama dengan waktu aksi cerita yang tengah berlangsung. Suara nonsimultan aksi cerita boleh dibahagikan menjadi dua jenis, yakni suara sebelum dan selepas aksi cerita yang tengah berlangsung.

-         Suara sebelum aksi cerita. Teknik ini menggunakan suara yang di gunakan dahulu, yang muncul kembali pada aksi cerita yang kini tengah berlangsung. Suara sebelum aksi cerita boleh dicapai melalui undian kilas-balik tanpa gambar. Teknik ini di gunakan sebagai kilasan memori atau trauma masa lalu dan sering berbentuk suara batin.
-         Suara selepas aksi cerita. Teknik ini menggunakan suara yang belum digunakan tetapi telah muncul pada aksi cerita yang tengah berlangsung